Gyoza Lover’s

China Tingkatkan Impor Logam Rusia di Tengah Sanksi Barat

 

 

 

Sanksi Barat Dorong Pergeseran Ekspor Rusia ke Asia

 

Di tengah tekanan sanksi dari Amerika Serikat, Inggris, dan Uni Eropa, Rusia mulai mengalihkan ekspor logam dasar seperti aluminium, tembaga, dan nikel ke pasar Asia. China menjadi pembeli utama, dengan nilai perdagangan antara kedua negara mencapai rekor lebih dari USD 240 miliar tahun lalu. Langkah ini dilakukan setelah platform perdagangan global seperti LME dan CME menolak logam asal Rusia.

 

 

 

Lonjakan Impor Nikel dan Logam Lain ke China

 

Data Trade Data Monitor menunjukkan bahwa antara Januari hingga Mei 2025, impor aluminium China dari Rusia naik 56%, tembaga melonjak 66%, dan nikel meningkat lebih dari dua kali lipat. Meski produsen besar seperti Rusal dan Norilsk Nickel tidak terkena sanksi langsung, akses mereka ke pasar internasional tetap dibatasi, mendorong peningkatan ekspor ke Timur.

 

 

 

Dampak Global dan Respons Kremlin

 

Sanksi Barat telah memicu lonjakan harga logam dunia, dengan aluminium mencatat kenaikan terbesar dalam beberapa dekade di LME. Kremlin menyebut sanksi tersebut sebagai tindakan “ilegal” dan memperingatkan bahwa dampaknya justru akan merugikan negara-negara yang menjatuhkannya. Rusia kini semakin memperkuat hubungan dagang dengan Asia dan Timur Tengah sebagai strategi jangka panjang.